
Foto pembangunan Program Percepatan Peningkatan Guna Air Irigasi (P3 – TGAI) tahun 2025 pekerjaanya untuk peningkatan daerah irigasi Way Curup.
LAMPUNG (Bumione.com) – Kementerian pekerjaan umum direktorat jenderal sumber daya air Balai Besar Wilayah Mesuji Sekampung (BBWMS) melalui satuan kerja operasi dan pemeliharaan sumber daya air Mesuji Sekampung sudah dikerjakan oleh P3A, Minggu (12/10/2025).
Program Percepatan Peningkatan Guna Air Irigasi (P3 – TGAI) tahun 2025 pekerjaanya untuk peningkatan daerah irigasi Way Curup yang berlokasi di dusun 11 Desa Karang Anyar Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur.
Pelaksanaanya melalui Program Percepatan Peningkatan Air (P3A) Sumber Abadi dengan biaya Rp.195.000.000. Sumber dana APBN tahun anggaran 2025 yang dikerjakan secara swakelola oleh P3A Desa Karang Anyar.
Program P3-TGAI ini merupakan program padat karya tunai yang bertujuan untuk memperbaiki, merehabilitasi, atau meningkatkan fungsionalitas jaringan irigasi berbasis peran serta masyarakat petani.
P3-TGAI merupakan salah satu program yang mendukung visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan nasional untuk Indonesia Emas 2045.
Ketua P3A Sumber Abadi Simin dalam wawancaranya mengatakan, dana Pemerintah dari Kementerian balai besar kurang lebihnya Rp.195.000.000 dua tahap pengambilan dan sudah tahapan pembangunan.
Pembangunannya kita laksanakan untuk membangunan tersier di dusun 11 Desa Karang Anyar didua titik lokasi pembangunan dengan panjang 800 meter sekian, “Kata Simin kepada Bumione.com.
Simin menjelaskan, untuk pengerjaanya pembangunan kurung lebihnya sudah 1 bulan ini, dan capaian realisasi pembangunanya diperkirakan mencapai 75 % yang sudah kita kerjakan.
Harapannya setelah pembangunan ini diterima oleh masyarakat agar Pemerintah bisa memberikan program pembangunan seperti sekarang ini untuk kesejahteraan para petani terkait kebutuhan air,”Ucapnya.
Adanya pembangunan rehab saluran tersier untuk petani di Desa Karang Anyar ini sangat bermanfaat kepada para petani karena petani membutuhkan air pada saat musim tanam tiba.
Untuk pekerja kita bayar sama baik kuli maupun tukang harian, kerjanya kita bayar Rp. 110.000 perharinya. Masyarakat petani sangat senang adanya pembangunan tersier ini,”Pungkasnya.(Erwan)